TUGAS MK: Tekologi Pengolahan Hasil
Pertanian
TEKNOLOGI PENGOLAHAN PASCAPANEN
ASPARAGUS (Asparagus officinalis)
Oleh: Siti Muizzun Nisak
(1011305015)
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Asparagus
merupakan salah satu jenis sayuran yang dikonsumsi pada bagian batang muda atau
tunasnya. Biasanya rebung digunakan sebagai sayuran segar berupa soup atau
tumis, serta banyak dikonsumsi oleh masyarakat dunia baik dalam kemasan biasa
maupun dalam kaleng. Sayuran ini merupakan tanaman berumah dua. Artinya,
tanaman ini ada yang jantan dan ada yang betina.
Pada
umumnya, asparagus memiliki dua jenis yaitu:
1. Asparagus
Hijau
Jenis ini yang paling populer dan sering
ditemukan. Banyak tumbuh di Amerika dan sekitarnya. Batang pada asparagus hijau
lebih tebal daripada yang putih. Asparagus hijau adalah jenis yang paling
banyak dikonsumsi, biasa dibuat sup maupun ditumis.
2. Asparagus Putih
Jenis ini tidak banyak dijumpai di Indonesia,
namun banyak terdapat di Eropa, asparagus jenis ini dijual dalm bentuk makanan
kaleng, memiliki tangkai yang lebih tipis daripada asparagus hijau.
B. Proses
Pemanenan
Panen
rebung asparagus di daerah tropis lebih cepat dilakukan dibandingkan pada
daerah subtropis. Di daerah tropis, panen pertama kali sudah dapat dilakukan
saat tanaman berumur 8 -10 bulan sesudah penanaman. Dalam pemanenan ini, perlu
diperhatikan mutu yang akan dihasilkan, yaitu harus sesuai dengan tujuan
pemasarannya.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pemanenan
a. Kriteria
Panen
Asparagus
dapat dipanen rebungnya pada umur 4-5 bulan setelah transplanting
Asparagus hijau yang dipanen adalah setelah muncul diatas tanah dengan kondisi
pucuk yang masih kuncup.
b. Cara
Panen, Interval dan Frekuensi
Panen
dilakukan dengan dua cara, yaitu mencabut dan memangkas atau memotong batang
muda. Cara panen dengan memotong batang muda merupakan cara yang lebih baik,
karena cara tersebut tidak merusak sistem perakaran tanaman yang dijadikan
indukan. Jika panen pertama dilakukan pada umur 4bulan setelah transplanting,
maka penen kedua pada umur 5 bulan dengan interval panen 2 hari sekali, bulan
keenam dan seterusnya dapat dipanen setiap hari.
2. Proses
Pendinginan
Penyimpanan di bawah suhu 15ÂșC dan di atas titik
beku bahan dikenal sebagai penyimpanan dingin (chilling storage). Penyimpanan
buah-buahan dan sayur-sayuran memerlukan temperatur yang optimum untuk
mempertahankan mutu dan kesegaran. Temperatur optimum dapat menyebabkan
kerusakan karena pendinginan (chilling injury).
Cara lain apabila asparagus tidak langsung
didistribusikan maka asparagus disimpan dalam ruangan khusus dengan suhu antara
0– 100 C. Tujuannya adalah agar asparagus memiliki rasa yang lebih
manis dan memiliki ketahanan yang cukup lama. Bagian atas asparagus dibungkus
kertas dan diikat tali, kemudian dimasukkan ke dalam bak khusus yang diisi
dengan air setinggi ± 5 cm dengan posisi berdiri hingga bagian bawahnya
terendam oleh air.
3. Pengemasan
Pengemasan asparagus menggunakan styrofoam
dan plastic wrap. Pertama potong sedikit ujung bawah asparagus yang
terendam air lalu ditimbang ± seberat 250 gr. Asparagus kemudian disimpan
di atas styrofoam lalu disusun rapi dan terakhir wrapping dengan
rapi. Sayuran segar dapat disimpan dalam kotak stereafoam dan diberi es batu
sebagai pendingin untuk menjaga kesegarannya. Kemasan ini umum dipergunakan
untuk menyimpan rebung (asparagus, bambu) (Sri Rini, Dkk: 2008)
4. Pengolahan
Menjadi Serbuk Herbal
Asparagus dalam
bentuk produk utama berupa sayuran segar maupun produk olahan memiliki prospek
sangat baik untuk dikembangkan mengingat kebutuhan domestik dan ekspor pasarnya
belum banyak terlayani. Usaha proses produksi asparagus menjadi instan dalam
bentuk kemasan sachet dilakukan pada skala rumah tangga dengan peralatan mesin
semi otomatis/otomatis buatan dalam negeri. Dilihat dari keuntungan finansial,
usaha ini memiliki prospek yang feasible untuk dikembangkan menjadi
skala industri. Asparagus tenyata juga bermanfaat dan
berkhasiat bagi tubuh salah satunya bisa memperbaiki kinerja ginjal karena
memiliki efek diuretic. Efek diuretic inilah yang membuat saluran urine menjadi
lancar. Dan artinya, segala racun yang merugikan tubuh dapat segera dibuang.
Asparagus mempunyai sifat seperti petai atau jengkol, yang menyebkan urine berbau
tajam.
5. Pengolahan
Asparagus Sebagai Soup
Dari hasil penelitian secara modern menunjukkan
bahwa asparagus organik mengandung steroidal glikosida yang memiliki efek anti
pembengkakakan. 1 setengah mangkok asparagus organik yang telah dimasak mengandung
sejumlah besar asam folik, vitamin C, pottasium dan beta karotin. Asam folik mempunyai kegunaan untuk membantu
mengurangi cacat bawaan pada bayi, kanker panggul, kanker usus dan dubur, serta
bermanfaat untuk mencegah penyakit-penyakit jantung. Kandungan vitamin C nya
sementara itu dapat membantu mencegah kanker, penyakit jantung serta
meningkatkan daya tahan tubuh. Potassium membantu meregulasikan keseimbangan
elektrolit dalam sel dan menjaga fungsi jantung dan tekanan darah yang normal.
Cara memasak asparagus jangan terlau lama, karena khasiar alkaloidnya berkurang
karena adanya unsur hidrogen dan oksigen yang terdapat di dalamnya akan hilang,
unsur lainya pun menjadi rusak dan dapat mengganggu ginjal.
Cara lain memasaknya, asparagus dicampur dengan sari
wortel. Dengan cara seperti ini, sari asparagus dapat berfungsi sebagai
diuretik atau pelancar air seni, tetapi pemakaiannya disarankan tidak terlalu
banyak. Zat di dalam asparagus dapat menghancurkan asam-oksalat di dalam ginjal
dan di dalam jaringan otot, maka asparagus juga dapat menolong penderita
rematik dan radang syaraf.
DAFTAR
PUSTAKA
http://pernikmuslim.com/blog/asparagus-tanaman-bermanfaat-untuk-kesehatan-tubuh.html
(akses: 17 Oktober 2012)
http://blogs.unpad.ac.id/novysulistiawati09/category/budidaya-dan-pemasaran-asparagus/
(akses: 17 Oktober 2012)
http://www.scribd.com/doc/46043346/Asparagus
(akses: 17 Oktober 2012)
(akses:
17 Oktober 2012)
(Akses:
17 Oktober 2012)
(Akses:
17 Oktober 2012)